Awal Mula Sejarah Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten berawal dari Nama Kapal yang Berjaya dilaut Jawabarat.
Beriringan dengan terjadinya
Perang Dunia II (1939-1945) di Eropa dan Asia-Pasifik, banyak catatan sejarah
dibuat bagi pihak yang terlibat. Selama zaman
perang yang besar itu, daerah-daerah di Jawa Barat sebenarnya juga 'muncul'
dalam periode 1942-1945 melalui nama kapal-kapal angkut milik Belanda. Hampir 20
buah kapal bernama khas Pasundan beroperasi di Samudra Atlantik, Samudra
Hindia, Samudra Pasifik, Laut Cina, dan tempat lain. Kapal-kapal
ini digunakan oleh pasukan Sekutu (Inggris, Amerika, Belanda) dalam pertempuran
melawan Nazi Jerman dan Jepang. Kapal-kapal
tersebut terdiri dari steamship (SS/kapal uap) dan motorship (MS/kapal motor),
yakni SS Soekaboemi, SS Garoet, SS Tjileboet, SS Tjimenteng, MS Tjisadane, MS
Tjitjalengka, SS Tjisalak, SS Tjisaroea, SS Tjinegara, SS Tjibadak,
SS Tjibesar, SS Buitenzorg (kini Bogor)
Semasa
perang, semua kapal ini digunakan untuk mengangkut logistik, pasukan, dan
sebagai kapal rumah sakit. Berbagai
kapal dibangun antara tahun 1916 hingga 1926, awalnya untuk pengangkutan
penumpang dan kargo. Kemudian, kapal-kapal ini dialih fungsikan untuk tujuan
militer. Sampek tahun
1940-an, ayebar sejumlah kapal milik Belanda umumnyok jenenganakeunkeun
kabupaten/kota, kecamatan, desa, sareng sungay di Jawa Barat salaku identitas
kebanggaan.
Penggunaan
nama ini juga bertindak sebagai promosi global untuk berbagai produk dari
beragam sektor pertanian, kebudayaan, dan keindahan alam di daerah setempat.
Namun, hampir
seluruh kapal kargo yang berasal dari Jawa Barat tersebut akhirnya tenggelam
ketika perang berkecamuk. Sebagian
besarnya tenggelam karena diserang torpedo oleh kapal selam Nazi Jerman
(U-boat), dari Jepang dan Amerika, atau dalam kecelakaan di laut. Ada yang
bertahan sampai akhirnya disita antara tahun 1959 hingga 1970. Sasaran utama
aksi kapal selam ialah berbagai kapal angkutan barang (kargo), sementara kapal
perang hanya menjadi sasaran di antara. Strategi
mengaramkan kapal-kapal tersebut merupakan metode utama untuk memotong pasokan
logistik lawan-lawan. Korban Kapal Selam
Pada kancah
perang di Eropa dan lautan Hindia, SS Soekaboemi berlayar pada 27 Desember
1942, membawa 5. 000-an ton muatan dalam konvoi kapal armada, sekutu. Berangkat
dari Pelabuhan Glasgow di Skonlandia
menuju ke
Bombay di India. Ketika melewati perairan di sekitar Kepulauan Azores,
konvoi kapal itu disergap oleh kapal selam milik Jerman, yaitu U-41 di bawah
kepemimpinan Letnan Laut Hatmann. Torpedo
ditembakkan ke arah SS Soekaboemi. Luka pada
badan kapal menyebabkan pecah, lalu tenggelam. Sebanyak 66
awak selamat, hanya seorang yang hilang. Sementara
itu, kapal SS Garoet tenggelam hanya beberapa menit setelah diserang oleh dua
torpedo dari U-181 ketika sedang dalam perjalanan dari Bombay ke
Durban, Afrika Selatan, pada tanggal 19 Juni 1944.
SS Garoet
yang berawak 98 orang sedang dalam perjalanan membawa muatan batu bara, gula,
dan 100 ton kacang-kacangan. U-181 diawaki
oleh Kurt Freiwald serta berlayar dari basisnya di Singapura. Ini
menyebabkan SS Garoet menjadi korban ke-24 dari total 27 kapal yang tenggelam
akibatnya. Hanya 10
orang anggota SS Garoet berhasil selamat. Lima di
antaranya diselamatkan oleh U-181 dan diterjunkan di Mauritius, sementara lima
yang lain dibawa ke kapal Inggris Nirvana. SS Tjilebot
didaai sebagai pengangkutan tentera British pada 26 November 1942.
Nama Cilebut
diambil dari nama daerah di Bogor. Kapal ini
berangkat dari Swansea dalam konvoi di Samudra Atlantik
menuju Cape
Town, Afrika Selatan. Pada 600 mil Barat Daya Freetown, SS Tjileboet meledak
akibat serangan torpido dari kapal selam U-161, lalu tengelam bersama dengan
seluruh 62 orang awaknya.
SS Tjimenteng
adalah kapal transpor Inggris yang beroperasi di Eropa dari tahun 1943 hingga
1945. Pada tahun
1947, kapal tersebut diubah kembali menjadi kapal penumpang. Kemudian,
kapal berhenti beroperasi di Spanyol pada tahun 1970. Asia-Pasifik.
Sementara di
Kawasan Asia-Pasifik, MS Tjisadane, selama perang digunakan mengangkut 1. 485 tentara
Amerika dan beberapa kali ikut terlibat dalam pendaratan pasukan di Pantai
Okinawa Jepang, April-Mei 1945. kapal
tersebut sempat mengalami kerusakan pada geladaknya karena terkena hantaman
dari pesawat aksi bunuh diri (kamikaze) yang dikendalikan oleh pilot Jepang. Riwayatnya
berakhir setelah sengaja diledakkan di Jepang pada tahun 1961.
MS
Tjitjalengka dipergunakan sebagai kapal pengangkut bagi pasukan, juga berfungsi
sebagai kapal rumah sakit hingga akhir perang pada tahun 1945. Setahun
kemudian, SS Tjitjalengka terus digunakan untuk mengangkut penumpang sebelum
akhirnya dijual pada tahun 1968. SS Tjisalak,
tanggal 26 Maret 1944, tenggelam setelah diserang oleh torpedo dari kapal selam
Jepang, I-8. Bagi para awak yang selamat, berada dalam keadaan
terapung di laut, lalu diserang oleh para awak I-8. Sampai kini,
peristiwa tersebut telah menjadi sebuah kejahatan perang yang terlupakan.
SS Tjisaroea
was captured by Japan in 1942, later renamed Tjihaya Maru. Pada 2
November 1843, Tjihaya Maru tenggelam saat berlayar di Laut Cina, karena
ditorpedo kapal selam Amerika, USS Sea Horse. SS Tjinegara
telah digunakan oleh kapal angkut Amerika ketika sedang berlayar melintasi
bagian barat daya Kepulauan Kaledonia Baru. Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 25 Juli 1942. Kapal itu
tenggelam setelah ditorpedo kapal selam Jepang I-169, saat mengangkut 477 ekor
kuda,
mesin perata
jalan, serta tak kurang dari 2. 000 peti
minuman bir. SS Tjibadak transformed into a British transport ship on
June 2, 1942.
kapal ini
kembali difungsikan sebagai kapal penumpang pada tahun 1947 hingga 1970. SS Tjibesar,
masa 1942-1946, kapal angkut Amerika. Tumpe tahun
1947, kapal ini beralih kembali menjadi kapal penumpang hingga akhir
operasional tahun 1959.
Sementara
itu, SS Bandoeng, SS Tjimahi, SS Jacatra, SS Batavier V, dan SS Palembang,
lebih dulu ikut beraksi pada Perang Dunia I (1914-1918). Namun
semuanya ditenggelamkan oleh U-boat. SS Bandoeng
tenggelam setelah diserang oleh kapal selam U-21 pada tanggal 22 Februari 1917.
Kejadian
tersebut terjadi ketika kapal sedang dalam perjalanan dari Rotterdam, Belanda
ke Philadelphia, Amerika. Nama kapal
transport militer Amerika pada tahun 1917 ialah USS Tjisondari. Seiring
berjalannya waktu, bangkai kapal yang dikenal dengan nama Jawa Barat belakangan
ini telah menjadi target buruan beberapa pihak. Kebanyakan
isi konten cenderung bersifat ilmiah dan bersejarah, tetapi ada yang juga
berusaha mengejar harta rampasan perang yang diyakini masih ada.
0 Komentar