Kapal Tjisondari Yang Pernah Berjaya Di Laut Jawabarat, Yang Sekarang Berubah Menjadi Nama Desa Yang Terletak Di Salah Satu Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung


Awal Mula Sejarah Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten berawal dari Nama Kapal yang Berjaya dilaut Jawabarat.

kapal tjisondari 1918

Beriringan dengan terjadinya Perang Dunia II (1939-1945) di Eropa dan Asia-Pasifik, banyak catatan sejarah dibuat bagi pihak yang terlibat. Selama zaman perang yang besar itu, daerah-daerah di Jawa Barat sebenarnya juga 'muncul' dalam periode 1942-1945 melalui nama kapal-kapal angkut milik Belanda. Hampir 20 buah kapal bernama khas Pasundan beroperasi di Samudra Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Pasifik, Laut Cina, dan tempat lain. Kapal-kapal ini digunakan oleh pasukan Sekutu (Inggris, Amerika, Belanda) dalam pertempuran melawan Nazi Jerman dan Jepang. Kapal-kapal tersebut terdiri dari steamship (SS/kapal uap) dan motorship (MS/kapal motor), yakni SS Soekaboemi, SS Garoet, SS Tjileboet, SS Tjimenteng, MS Tjisadane, MS Tjitjalengka, SS Tjisalak, SS Tjisaroea, SS Tjinegara, SS Tjibadak, SS Tjibesar, SS Buitenzorg (kini Bogor)

Semasa perang, semua kapal ini digunakan untuk mengangkut logistik, pasukan, dan sebagai kapal rumah sakit. Berbagai kapal dibangun antara tahun 1916 hingga 1926, awalnya untuk pengangkutan penumpang dan kargo. Kemudian, kapal-kapal ini dialih fungsikan untuk tujuan militer. Sampek tahun 1940-an, ayebar sejumlah kapal milik Belanda umumnyok jenenganakeunkeun kabupaten/kota, kecamatan, desa, sareng sungay di Jawa Barat salaku identitas kebanggaan.

Penggunaan nama ini juga bertindak sebagai promosi global untuk berbagai produk dari beragam sektor pertanian, kebudayaan, dan keindahan alam di daerah setempat.

Namun, hampir seluruh kapal kargo yang berasal dari Jawa Barat tersebut akhirnya tenggelam ketika perang berkecamuk. Sebagian besarnya tenggelam karena diserang torpedo oleh kapal selam Nazi Jerman (U-boat), dari Jepang dan Amerika, atau dalam kecelakaan di laut. Ada yang bertahan sampai akhirnya disita antara tahun 1959 hingga 1970. Sasaran utama aksi kapal selam ialah berbagai kapal angkutan barang (kargo), sementara kapal perang hanya menjadi sasaran di antara. Strategi mengaramkan kapal-kapal tersebut merupakan metode utama untuk memotong pasokan logistik lawan-lawan. Korban Kapal Selam

Pada kancah perang di Eropa dan lautan Hindia, SS Soekaboemi berlayar pada 27 Desember 1942, membawa 5. 000-an ton muatan dalam konvoi kapal armada, sekutu. Berangkat dari Pelabuhan Glasgow di Skonlandia

menuju ke Bombay di India. Ketika melewati perairan di sekitar Kepulauan Azores, konvoi kapal itu disergap oleh kapal selam milik Jerman, yaitu U-41 di bawah kepemimpinan Letnan Laut Hatmann. Torpedo ditembakkan ke arah SS Soekaboemi. Luka pada badan kapal menyebabkan pecah, lalu tenggelam. Sebanyak 66 awak selamat, hanya seorang yang hilang. Sementara itu, kapal SS Garoet tenggelam hanya beberapa menit setelah diserang oleh dua torpedo dari U-181 ketika sedang dalam perjalanan dari Bombay ke Durban, Afrika Selatan, pada tanggal 19 Juni 1944.

SS Garoet yang berawak 98 orang sedang dalam perjalanan membawa muatan batu bara, gula, dan 100 ton kacang-kacangan. U-181 diawaki oleh Kurt Freiwald serta berlayar dari basisnya di Singapura. Ini menyebabkan SS Garoet menjadi korban ke-24 dari total 27 kapal yang tenggelam akibatnya. Hanya 10 orang anggota SS Garoet berhasil selamat. Lima di antaranya diselamatkan oleh U-181 dan diterjunkan di Mauritius, sementara lima yang lain dibawa ke kapal Inggris Nirvana. SS Tjilebot didaai sebagai pengangkutan tentera British pada 26 November 1942.

Nama Cilebut diambil dari nama daerah di Bogor. Kapal ini berangkat dari Swansea dalam konvoi di Samudra Atlantik
menuju Cape Town, Afrika Selatan. Pada 600 mil Barat Daya Freetown, SS Tjileboet meledak akibat serangan torpido dari kapal selam U-161, lalu tengelam bersama dengan seluruh 62 orang awaknya.

SS Tjimenteng adalah kapal transpor Inggris yang beroperasi di Eropa dari tahun 1943 hingga 1945. Pada tahun 1947, kapal tersebut diubah kembali menjadi kapal penumpang. Kemudian, kapal berhenti beroperasi di Spanyol pada tahun 1970. Asia-Pasifik.

Sementara di Kawasan Asia-Pasifik, MS Tjisadane, selama perang digunakan mengangkut 1. 485 tentara Amerika dan beberapa kali ikut terlibat dalam pendaratan pasukan di Pantai Okinawa Jepang, April-Mei 1945. kapal tersebut sempat mengalami kerusakan pada geladaknya karena terkena hantaman dari pesawat aksi bunuh diri (kamikaze) yang dikendalikan oleh pilot Jepang. Riwayatnya berakhir setelah sengaja diledakkan di Jepang pada tahun 1961.

MS Tjitjalengka dipergunakan sebagai kapal pengangkut bagi pasukan, juga berfungsi sebagai kapal rumah sakit hingga akhir perang pada tahun 1945. Setahun kemudian, SS Tjitjalengka terus digunakan untuk mengangkut penumpang sebelum akhirnya dijual pada tahun 1968. SS Tjisalak, tanggal 26 Maret 1944, tenggelam setelah diserang oleh torpedo dari kapal selam Jepang, I-8. Bagi para awak yang selamat, berada dalam keadaan terapung di laut, lalu diserang oleh para awak I-8. Sampai kini, peristiwa tersebut telah menjadi sebuah kejahatan perang yang terlupakan.

SS Tjisaroea was captured by Japan in 1942, later renamed Tjihaya Maru. Pada 2 November 1843, Tjihaya Maru tenggelam saat berlayar di Laut Cina, karena ditorpedo kapal selam Amerika, USS Sea Horse. SS Tjinegara telah digunakan oleh kapal angkut Amerika ketika sedang berlayar melintasi bagian barat daya Kepulauan Kaledonia Baru. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 25 Juli 1942. Kapal itu tenggelam setelah ditorpedo kapal selam Jepang I-169, saat mengangkut 477 ekor kuda,
mesin perata jalan, serta tak kurang dari 2. 000 peti minuman bir. SS Tjibadak transformed into a British transport ship on June 2, 1942.

kapal ini kembali difungsikan sebagai kapal penumpang pada tahun 1947 hingga 1970. SS Tjibesar, masa 1942-1946, kapal angkut Amerika. Tumpe tahun 1947, kapal ini beralih kembali menjadi kapal penumpang hingga akhir operasional tahun 1959.

Sementara itu, SS Bandoeng, SS Tjimahi, SS Jacatra, SS Batavier V, dan SS Palembang, lebih dulu ikut beraksi pada Perang Dunia I (1914-1918). Namun semuanya ditenggelamkan oleh U-boat. SS Bandoeng tenggelam setelah diserang oleh kapal selam U-21 pada tanggal 22 Februari 1917. Kejadian tersebut terjadi ketika kapal sedang dalam perjalanan dari Rotterdam, Belanda ke Philadelphia, Amerika. Nama kapal transport militer Amerika pada tahun 1917 ialah USS Tjisondari. Seiring berjalannya waktu, bangkai kapal yang dikenal dengan nama Jawa Barat belakangan ini telah menjadi target buruan beberapa pihak. Kebanyakan isi konten cenderung bersifat ilmiah dan bersejarah, tetapi ada yang juga berusaha mengejar harta rampasan perang yang diyakini masih ada.


0 Komentar